Rabu, 16 April 2014

Sinonim dan Antonim

Istilah sinonim dan antonim tentu sangat sering kita dengar. Apa sebenarnya konsep dari kedua istilah tersebut. Ternyata, sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno “Syn” > berarti dengan dan “Onoma” > berarti nama. Jadi sinonim adalah kata yang berbeda namun memiliki arti yang mirip. Dengan demikian, sinonim bukanlah kata yang memiliki makna sama, melainkan menyerupai atau mirip karena di dalam sebuah bahasa, tidak pernah ada satu katapun yang memiliki makna sama. Jika ada, maka selayaknya, kata tersebut di buang supaya jumlah kata lebih efektif secara leksikal.

Perhatikan kata-kata sinonim berikut:
  • binatang - hewan
  • dan - serta
  • tetapi - melainkan
  • melihat - menonton
Contoh :
  1. Siswa sekolah kami akan berlibur ke Kebun Binatang Surabaya.
  2. Protein hewani, banyak terdapat pada daging.
  3. Kemarin saya sedang membeli buku, pencil, dan penggaris.
  4. Tolong saya dipanggilkan ketua kelas serta wakilnya.
  5. Dia bukan guru, melainkan pedagang.
  6. Anak-anak tidak bermain, tetapi belajar.
  7. Saya sedang menonton pertndingan sepakbola.
  8. Ia sedang melihat keadaan temannya yang sedang sakit.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, jika kita perhatikan dengan cermat, akan tampak nyata perbedaan kata-kata yang bersinonim sehingga jelaslah bahwa kata yang bersinonim itu berbeda makna. Jika kata-kata tersebut belum terlalu tampak perbedaannya, cobalah Anda tukarkan posisi kata-kata besinonim tersebut.

Istilah antonim berasal dari bahasa Yunani anti "lawan" dan onoma "nama" adalah sebuah istilah linguistic yang merujuk pada pasangan kata yang berlawanan artinya / lawan kata. Perlawanan kata ini bisa secara penuh atau majemuk

Sebuah kata disebut sebagai antonim penuh 
jika kata-kata yang berlawanan makna tersebut, terbatas pada dua unsur saja. 
Contoh : 
  •            perjaka – gadis
  • ·         pria – wanita
  • ·         laki-laki – perempuan
  • ·         jantan – betina
  • ·         jauh – dekat
  • ·         gelap – terang
Sedangkan antonim majemuk yaitu jika perlawanan makna terjadi dengan beberapa kata sekaligus.
Contoh : 
  • ·         merah – “tidak merah” (seperti : putih, hijau, biru)
  • ·         pagi – “tidak pagi” (seperti: siang, sore, petang)