Senin, 14 April 2014

Mari

.
...
Mari berbagi,
diantara kelebihan
yang tercecer.
Jangan kau sembunyi
dibalik kesan ketidakpunyaanmu
yang berada
dan hanya tengadahkan tangan.

Mari bicara,
dengan kata yang layak, bukan cela
meski kau tabirkan pertemanan atau apalah ...
karna itu tak layak
sebab kau tertanam dalam lingkup keteladanan

Mari bertanggung jawab,
datang pada waktunya tentu juga pulangnya
tidak datang lalu pergi, lalu datang lagi
di akhir,
atau kau permainkan
dengan perselingkuhan
jual beli tanah, negosiasi, permainan keluarga,
maupun kehalalan-kehalalan kiasi.

Mari peduli,
bukan hanya datang dini hari
dan pulang secepat peri.
Kau memang tampaknya dekat
hanya beberapa jengkal di atas tempat ibadahku
namun kau jauh di perasaan memiliki dan hati kami maupun mereka

Peduli,
bukan karena pengantaran satu belah hati
bukan isapan atau memantulkan muka
pada paduka yang mulia.

Mari terus terang,
supaya jalan menjadi lapang
bukan timpang atau bersimpang.

Mari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar