....
Ketika kau selalu menghindar
dari deru angin,
lautan bah,
dan kobaran api
dalam kuasamu,
berarti kau telah mati.
Lantaran mereka berebut musim
api memanas,
hujan membanjir,
dan angin menderu
tanpa kenal waktu.
Engkau ada, tetapi di mana?
adamu hanya berupa bayang
yang tawarkan keteduhan
terkendali jalan mentari.
Mengapa kau gantungkan
mentari dan rembulan
yang tercipta dalam keruntunan.
Aku jadi bertanya,
kau ada atau tiada?
Penyesalan akhir tiada guna,
saat panas menjadi letusan gunung
dan lelehan lava berhias banjir
menjelma tsunami
diiringi nyanyian badai topan.
Apakah kau baru melangkah?